Minggu, 09 Februari 2014

[FanFic] Please, Don't Leave Me


[TITLE]
Please, Don't Leave Me

[AUTHOR]
Sri Noor Wulandari | Wulanxoxos

[CAST]
Lee Soojin (OC), Park Chanyeol, Byun Baekhyun, etc.

[GENRE]
Romance, Sad, Friendship

[LENGTH]
Oneshoot

[RATING]
Teen

This fanfict is belong to me, if theres a similarity of story. Im sorry, it wasn't intentional.

PLAGIATOR? GO AWAY! -_-


[SUMMARY]
“Hidup ini unik, setiap kau kehilangan seseorang yang kau sayangi. Kau juga akan mendapatkan seseorang yang akan menyayangimu setulus hati. Jadi janganlah menyia-nyiakan orang-orang disekitarmu yang menyayangimu dengan setulus hati. Atau kau akan menyesal. di kemudian hari.  Datang dan pergi. Itulah siklus kehidupan. ”


~Happy Reading Guys~
:D

Kupandangi bulan yang tengah bersinar terang bersama bintang-bintang. Ku tersenyum sesaat memandanginya. Namun senyumku kandas begitu saja, tergantikan oleh setetes cairan bening yang mengalir dipipiku setelah mengingatnya kembali. 

Park Chanyeol...

Ya, dia pria yang selalu menggangguku

Pria yang selalu menjahiliku

Pria yang selalu membuatku kesal

Dan pria yang tak akan pernah kulihat lagi didalam hidupku

Dia telah pergi..

Dan takkan pernah kembali


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


FLASHBACK
SOOJIN POV

“Annyeong, SooJin!!!!”,sapanya.  aihh lagi-lagi pria itu, mengapa dia selalu ada dihadapanku. 

“ya, ada apa?”, jawabku ketus. 

“yahh kok jutek sih, nanti cantiknya hilang loh”, jawabnya

“terserahlah”, jawabku singkat. 

Yaa, dia adalah Park Chanyeol. Pria yang selalu mengganggu kehidupanku. Yang paling menjengkelkan lagi, dia adalah tetanggaku sekaligus teman sekolahku dari TK hingga sekarang, SMA.  Bukannya apa sih, tapi aku tidak suka sikapnya yang terlalu ceria dan jahil itu. Apalagi dia suka memamerkan giginya yang putih dan bersinar itu (?). Kalau bisa aku ingin menendangnya ke Afrika biar ketemu jerapah  -_-

“Kau sedang marah ya? Baiklah akan kubelikan minuman dikantin.”, ucapnya lagi

“Ya.. cepat beli sana”, jawabku karena aku memang sedang haus.  

Ya memang hari ini aku sangat kesal, bisa-bisanya aku mendapat nilai 30 dalam ulangan sejarah tadi. Dan ini semua karena ulah Chanyeol, dia telah mengganggu acara belajarku semalam dan kesalnya lagi dia mendapat nilai sempurna 100. -_-

Mana sih, si tiang listrik itu? Katanya mau beliin minum, tenggorokanku sudah kering seperti gurun sahara!! -_-

AUTHOR POV

Tak lama kemudian Chanyeol pun datang dengan segelas Bubble Tea Coklat, minuman kesukaan Soojin. 

“Nahh, ini tuan putri. Minumnya sudah datang”, ucap Chanyeol sambil memberikan minuman itu pada Soojin.

Soojin pun langsung meminum bubble tea itu sampai habis tak tersisa, 

“Gomawo, Chanyeol!”, ucap Soojin.

“Cheonma, apa sih yang enggak buat tuan putri yang cantik ini”, jawab Chanyeol

“Hmm, ne ne. kalau aku tuan putri, berarti kamu babunya dong. wahaha”, ucap Soojin

“Eitss, tentu saja aku pangerannya. Masa namja tampan sepertiku jadi babu”. Kata Chanyeol

“heh? Kamu? Jadi pangeran? Tampan? Boahahahahahaahaha.. jangan berkhayal terlalu tinggi, kalau jatuh sakit”, balas Soojin

Dan akhirnya mereka pun berdebat sampai bel masuk berbunyi. 


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


Sore Harinya,

SOOJIN POV

Sore ini aku akan melanjutkan proyek lukisanku yang baru jadi 75%, tugas ini akan dikumpulkan besok jadi aku harus segera menyelesaikannya. 

Ting tong! 

Yak!, mengganggu saja. Siapa sih yang datang..
Aku pun segera membukakan pintu,

CKLEK

“MWO? Mau apa kau kesini? Ingin menggangguku lagi huh?!”, ucapku kepada pria tiang listrik yang telah bertengger (?) didepan rumahku, siapa lagi kalau bukan CHANYEOL!. -_-

“Hehe, ayo kerjakan tugas bersama. Pasti seru”, jawabnya langsung masuk kedalam rumahku.

Memang sih sudah jadi kebiasaannya keluar masuk rumahku, karena memang keluargaku dan keluarganya sudah lama bersahabat. Tapi anehnya aku sama sekali tidak bersahabat dengan dia. 

Menurutku…

###

Sudah 2 jam kami bergelut dengan lukisan kami masing2, jam sudah menunjukkan pukul  7 malam akhirnya lukisan miliknya selesai duluan. 

“Kau lambat sekali nona Lee”, ledeknya kepadaku.

“Huh!”, kesalku. 

Tiba-tiba saja ia mencorengkan cat air kewajahku.

“Heiii!!! Tuan Park, kau menantangku hah?!”, kesalku. 

SOOJIN POV END

AUTHOR POV

Akhirnya kedua orang itu pun saling coreng mencoreng selama hampir 1 jam ‘-‘, sampai..

BYARRR....!!

“YAAAAKKK!!!!!!! PARK CHANYEOL!!!! APA YANG KAU LAKUKAN!!!!!!!!”, bentak SooJin

Sebuah gelas yang berisi air tumpah kearah lukisan Soojin, karena tersenggol Chanyeol secara tidak sengaja. 

“Ma..ma.. maafkan aku Soojin-ah”, jawabnya.

“APA KAU PIKIR, KAU BISA MENYELESAIKAN LUKISAN INI HANYA DENGAN KATA MAAF?!! AKU SUDAH MEMBUATNYA SUSAH PAYAH KAU TAHU? SEKARANG PERGI DARI HADAPANKU!!”, bentak Soojin lagi.

“Ta..tapi..”, 

“CEPAT PERGI!!!”, usir Soojin

“Baiklah.. sekali lagi maafkan aku Soojin-ah”, ucap Chanyeol

### 

Sejak kejadian itu Chanyeol tidak pernah muncul lagi dihadapan Soojin, bahkan rumah Chanyeol pun sering terlihat dalam keadaan kosong. 

AUTHOR POV END


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


SOOJIN POV

Sudah seminggu Chanyeol tidak pernah terlihat lagi. Entah itu disekolah maupun dirumah. Kemana ya anak itu. Aisshh kenapa aku jadi mengkhawatirkan dia, bukankah seharusnya aku senang.  Tapi aku benar-benar penasaran, dia pergi kemana ya? Ingin sekali aku bertanya pada eomma, tapi aku terlalu gengsi. ‘Hello?? Sejak kapan Lee Soojin memikirkan Chanyeol?’ 
Aha! Kenapa aku tidak tanyakan saja pada Baekhyun, sahabat Chanyeol.  Dia pasti tahu sesuatu. 

Segera kulangkahkan kakiku menuju kelas Baekhyun. 

“Halo, Baekhyun”, sapaku saat melihatnya sedang duduk dibangkunya sambil membaca buku. 

Sejak kapan dia suka membaca buku? 

“Ehm..halo..juga”, jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. 

“Yak, setidaknya  kau menatapku saat aku menyapamu. Seperti orang asing saja”, balasku ketus. 

Akhirnya ia menolehkan wajahnya kearahku, hei kenapa wajahnya terlihat seperti orang ketakutan?

“Ne, aku sudah menatapmu. Sekarang kau mau apa?”, ucapnya.

“Hmm.. aku ingin tanya. Sudah seminggu ini Chanyeol tidak terlihat disekolah maupun dirumah. Apa kau tahu dia pergi kemana?”

“Eh.. mana aku tahu. Sudah ya, aku harus segera mengembalikan buku ini sebelum bel masuk. Annyeong”

Aku hanya bisa menatap kepergiannya sambil melongo. Kenapa dia bersikap aneh sekali. Apa dia sedang PMS ya? Ehh.. mana ada namja PMS -_- sepertinya otakku sudah mulai rusak dan ini semua gara-gara Chanyeol. 

Tapi aku masih curiga, sepertinya dia tahu sesuatu. Tapi mengapa ia menyembunyikannya dariku? Sudahlah sepertinya aku memang harus bertanya pada eomma.  

###

Sesampainya dirumah,

“Annyeong, aku sudah pulang eomma”

“Annyeong, Soojin. Cepat ganti bajumu. Kita akan mengunjungi seseorang”, ucap eomma.

“Baiklah”, ucapku singkat. 

SOOJIN POV END

AUTHOR POV

Di Mobil 

Sudah 10 menit perjalanan, mereka (Soojin dan Eomma-nya) hanya terdiam satu sama lain.

“Eomma” “Soojin”, ucap mereka bebarengan. 

“Ehm, sebaiknya kau dulu Soojin”, ucap eomma Soojin. 

“Begini eomma, aku ingin tahu. Sudah seminggu ini Chanyeol tidak terlihat dirumah maupun disekolah. Apa eomma tahu dia kemana? Aku hanya emm.. sedikit khawatir. Dan sebenarnya saat ini kita mau kemana?”, ucap Soojin pelan. 

“Kau akan mengetahuinya nanti Soojin”, jawab eomma Soojin. 

Setelah itu mereka kembali terdiam. Soojin merasa bingung dengan jawaban eomma-nya.

AUTHOR POV END


oOo 
Please, Don’t Leave Me
oOo


SOOJIN POV

Setelah 30 menit perjalanan kami sampai ditempat tujuan. 

Rumah Sakit? Kenapa aku dan eomma harus kerumah sakit? Siapa yang sakit? 

Kami langsung menuju kamar no. 356. Ketika eomma membuka pintunya. Disana terlihat sosok tinggi terbaring lemah. Dan aku sangat mengenali wajah itu

‘PARK CHANYEOL’

“Eomma… cha..chanyeol… dia kenapa?”

“Sudah waktunya eomma memberitahumu nak. Sebenarnya sejak kecil dia sudah menderita kanker mata karena faktor keturunan dari kakeknya. Kau pasti tahu kan saat berfoto dia tidak boleh terkena flash kamera dan sesekali ia memakai kacamata berlensa tebal. Tapi kondisinya semakin memburuk setelah kau bertengkar dengannya. Eomma tidak tahu apa masalah kalian. Tapi tolong segeralah minta maaf pada Chanyeol” 

Mwo?? Kanker Mata??? Apa aku tidak salah dengar? Dan parahnya lagi kondisinya memburuk setelah aku bertengkar dengannya?

“Eomma tidak bohong kan?”, mataku mulai berkaca-kaca. 

“Untuk apa eomma berbohong..”, ucap eomma dengan tatapan sendu padaku.

Aku pun segera berlari meninggalkan ruangan tersebut, terdengar eomma yang terus memanggilku. 

Aku tidak berani bertemu dengannya

Aku tidak sanggup meminta maaf padanya

Aku benar-benar merasa bersalah, aku tak pantas lagi berada dihadapannya.

Karena suasana hatiku yang kacau, tak sengaja aku menabrak seseorang ehingga aku terjatuh.

“Soojin?”, ucap orang itu, tunggu aku kenal suara ini. Aku pun mendongakkan kepalaku kearah wajah orang itu.

“Baekhyun?? Apa yang kau lakukan disini?”, tanyaku. Kemudian Baekhyun pun membantuku berdiri. 

“Aku ingin menjenguk temanku”, jawabnya sedikit kaku.

“Apakah dia Chanyeol?”, tanyaku. 

Dapat kulihat tubuhnya sedikit tersentak. 

“K..kau sudah tau, Soojin?”, tanyanya. 

“Ya.. beberapa menit yang lalu. Kau jahat sekali menyembunyikan hal ini dariku. Pantas tadi kau terlihat seperti wanita PMS.”, jawabku sedikit kesal. 

“Hehehe.. maaf. Sebenarnya Chanyeol yang memintaku merahasiakan ini darimu. Tapi ternyata kau sudah tahu. Tunggu dulu… kau menangis?”, Tanya Baekhyun sambil memperhatikan wajahku. 

“Ahh, tidak. hanya kemasukan debu tadi.”, elakku. 

“Jangan berbohong Soojin, jika kemasukan debu tidak mungkin air mata yang keluar sebanyak itu dan hidungmu juga memerah.”, ucap Baekhyun dengan menatapku curiga. Aish anak ini seperti detektif saja. 

“Baiklah aku menyerah, aku memang menangis.”, jawabku. 

“Mwo? Kau kenapa menangis? Apa ada hubungannya dengan Chanyeol?”, tanyanya lagi. 

“Sebaiknya kita bicara ditempat lain, tidak enak ditempat seperti ini.”, ucapku. 


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


At Taman Rumah Sakit

Aku pun menceritakan semua kejadian mulai dari aku yang membentak Chanyeol sampai perasaanku terhadap Chanyeol. Sedangkan Baekhyun hanya memperhatikan ceritaku sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya. 

“Jadi menurutmu bagaimana Baekhyun?”, tanyaku lesu.

“Apa kau menyukai Chanyeol?”, tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku.

“Eh.. Kenapa kau malah bertanya balik? Dan pertanyaan macam apa itu?”

“Sudahlah jawab saja, apakah kau menyukai Chanyeol?”, tanyanya lagi. 

“Entahlah Baekhyun,, Aku tak tahu, tapi aku sangat merasa hampa dan kesepian saat ia tak bersamaku. Aku juga sangat mengkhawatirkannya saat aku tidak melihatnya lagi dihadapanku. Sesekali aku juga sangat merasa terganggu karena keberadaannya disisiku. Apa ini bisa disebut ‘menyukai’ Baekhyun?”

“Kau menyukainya Soojin. Ah tidak, tapi kau mencintainya.”, ucap Baekhyun. 

“Bagaimana kau bisa tahu? Aku saja tidak tahu, Baekhyun.”, tanyaku bingung.

“Semua terlihat dari matamu. Meskipun kau mengatakan tidak menyukainya, tapi matamu mengatakan iya. Mata tidak bisa berbohong Soojin.” Jawab Baekhyun. 

Aku pun hanya terdiam berusaha memahami ucapan Baekhyun. Apakah aku menyukai Chanyeol?

“Kembalilah Soojin, minta maaf padanya dan jangan lupa nyatakan perasaanmu sebelum terlambat.”, ucap Baekhyun sambil menggenggam salah satu telapak tanganku. 

“Tapi aku takut Baekhyun…”, ucapku sambil memandang sendu kearahnya.

“Tak ada yang perlu ditakutkan. Tenang saja, Chanyeol pasti akan memaafkanmu. Kau tidak ingin menyesal bukan?”, ucapnya lagi. 

Aku pun segera memeluknya,

“Terimakasih Baekhyun, kau sahabat yang sangat baik. Atau lebih tepatnya sahabat Chanyeol. Aku akan segera minta maaf padanya.”

“Sama-sama Soojin-ah. Cepatlah Chanyeol pasti menunggumu.”, ucap Baekhyun sambil melepaskan pelukanku. 

“Baiklah Baekhyun, sekali lagi terima kasih.”, ucapku sambil berlari menuju ruang rawat inap Chanyeol dan meninggalkan Baekhyun. 

SOOJIN POV END

AUTHOR POV

Terlihat Baekhyun memandang sendu punggung Soojin yang telah menjauh. 

“Kau tahu Soojin, aku juga sangat mencintaimu”, gumamnya sambil tersenyum miris. 

###

Sementara itu diruang rawat inap Chanyeol,

Terlihat jemari-jemari Chanyeol yang bergerak-gerak, nyonya Lee (Ibu Soojin) pun melihatnya. 

“Chanyeol??”, ucap nyonya Lee.

Perlahan Chanyeol membuka matanya, penglihatannya yang sudah semakin kabur membuatnya tidak mengenali siapa yang ada dihadapannya.

“Eomma? Apa itu eomma?”, Tanya Chanyeol.

“Bukan Chanyeol, ini eommonim, ibu Soojin. Ibumu masih di rumah untuk beristirahat sebentar.”, ucap nyonya Lee lembut. 

“Eh? Apakah Soojin ikut?”, Tanya Chanyeol sedikit khawatir. 

“Iya Chanyeol, tapi setelah melihat keadaanmu dia pergi begitu saja. Maafkan dia ya Chanyeol.”, ucap nyonya Lee dengan nada menyesal. 

Chanyeol tidak menjawab perkataan nyonya Lee, dia hanya tersenyum miris.

‘Pasti Soojin tidak ingin menemuiku. Aku kan sudah merusak lukisannya dan dia akan semakin benci dengan keadaanku yang seperti ini’, ucap Chanyeol dalam hati.

BRAKKK!!

Tiba-tiba saja terdengar suara pintu dibuka dengan keras, dan menampilkan sosok gadis dibaliknya yang tengah menstabilkan nafasnya. Nyonya Lee yang melihat anaknya, mengerti akan keadaan beranjak keluar dari ruang rawat inap Chanyeol dan menepuk pundak Soojin. 

“Lakukan yang terbaik, Soojin.”, ucap Nyonya Lee pelan. Sedangkan Soojin hanya tersenyum.

Chanyeol yang samar-samar melihat sosok gadis itu, yakin kalau itu adalah ‘dia’. Lee Soojin. Ia pun segera merubah posisinya untuk duduk.

“Soojin?”, Tanya Chanyeol untuk memastikan. 

Soojin pun langsung memeluk tubuh Chanyeol sambil menangis,

“Chanyeol… Maafkan aku.. Aku sudah membentakmu saat itu, aku juga sering berperilaku buruk padamu. Bahkan aku tak tahu kalau kau sakit, aku benar-benar sahabat yang tidak berguna. Setelah ini kau boleh mengusirku dari hadapanmu, tapi aku mohon maafkan aku. Hikss.. Hikss..”, ucap Soojin. 

“…”

Chanyeol tak membalas perkataan Soojin, namun akhirnya ia membalas pelukan Soojin sambil tersenyum. 

Soojin semakin mengeratkan pelukannya sambil terus mengeluarkan air matanya. 

“Hiks…Chan…Yeol.. Maafkan Aku..Hikss..”

“BUAHAHAHAHAHAHAHAHA”

Terdengar suara tawa yang begitu keras, Soojin yang heran pun langsung melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya dengan kasar. 

“Yak!! Park Chanyeol!!! Kenapa kau tertawa hah? Kau tidak bisa mengerti keadaan?”, ucap Soojin kesal. 

“WUAHAHA… itu tadi sangat lucu Soojin. Kau menangis mengemis maaf dariku. Wuahahaha… aku tak pernah melihat kau seperti ini. Dan err… kau memelukku sangat erat bahkan aku hampir kehabisan nafas.”, ucap Chanyeol yang masih berusah menahan tawanya. 

Soojin bersungut kesal lalu tanpa babibu ia langsung memukul lengan Chanyeol.

“Hei, aku ini sakit kenapa memukulku.”, ucap Chanyeol yang berlagak kesakitan, padahal pukulan tadi itu menurutnya bukan apa-apa.

“Kau tahu, aku tadi tulus meminta maaf padamu. Aku rela berlari dari taman rumah sakit diujung sana dan kesini untuk meminta maaf padamu. Aku… aku tidak ingin terlambat. Tapi kau malah menganggap hal ini lelucon. Aku membencimu Chanyeol!”, ucap Soojin yang mulai kembali menangis. 

Chanyeol terkesiap, ia kira Soojin akan memarahinya seperti yang biasanya Soojin lakukan. 
Namun kini gadis itu malah menangis dihadapannya. 

Perlahan namun pasti, Chanyeol langsung menarik gadis yang tengah menangis itu ke pelukannya. Ia mengelus lembut rambut Soojin seolah memberikan ketenangan untuk Soojin agar tidak menangis lagi. 

“Aku mohon Soojin, berhentilah menangis. Aku hanya bercanda tadi. Dan aku menerima permintaan maafmu, bukankah sahabat harus saling memaafkan?”

Isakan dari Soojin perlahan mereda, ia merasa lega saat Chanyeol memaafkannya. Namun jauh didalam lubuk hatinya ia merasa kecewa atas perkataan Chanyeol yang mengucapkan kata ‘sahabat’. 

'Apakah Chanyeol hanya menganggapnya sahabat?', pikir Soojin 

Soojin pun kembali melepaskan pelukan Chanyeol. Kini mereka berdua duduk di ranjang rumah sakit tempat Chanyeol berbaring tadi. Suasana begitu canggung, mereka larut dalam pikiran masing-masing. 

“Soojin…” “Chanyeol..” , ucap mereka bersamaan. 

“Ah kau dulu saja”, ucap Chanyeol. 

“Emm.. jujur aku malu menanyakan ini. Tapi apakah kau hanya menganggapku sahabat?”, Tanya Soojin.

“Tidak.”, jawab Chanyeol singkat.

“Lalu? Kau menganggapku apa?”

“Rahasia.”

“Ayolah Chanyeol, kita ini bukan anak kecil lagi yang bermain rahasia-rahasiaan.”

“Kau ini sepertinya penasaran sekali nona Lee”

“Baiklah aku pergi saja. Semoga cepat sembuh yeol.”, ucap Soojin yang kesal dan segera beranjak dari kamar itu.

“Aku mencintaimu”

Soojin yang terkejut mendengar ucapan itu langsung menghentikan langkahnya. 

“Aku mencintaimu Soojin. Bahkan sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Memang saat itu kita masih terlalu kecil untuk hal saling mencintai. Maafkan aku yang selalu mengganggu hidupmu, tapi sungguh semua itu kulakukan untuk menarik perhatianmu agar kau mencintaiku juga Soojin. Aku tak rela membiarkanmu bersama orang lain, tapi sepertinya saat ini aku harus merelakanmu.”, ucap Chanyeol sambil tersenyum miris. 

Kemudian Soojin membalikkan badannya, ia menatap mata Chanyeol berusaha mencari kebohongan disana. Namun tak didapatinya, yang ia lihat hanyalah rasa tulus dan penuh kasih sayang. Tak sampai sedetik, ia langsung memeluk Chanyeol kembali. *ini Soojin kayaknya suka pelak-peluk Chanyeol* -_-

“Aku.. juga mencintaimu Chanyeol. Dan apa maksudmu merelakanku? Aku akan terus bersamamu Chanyeol, aku tidak akan meninggalkanmu. Dan tolong jangan tertawakan aku saat mengatakan ini.”, ucap Soojin, namun kali ini tak ada air mata yang menemaninya.

“Bukan kau yang akan meninggalkanku Soojin… tapi aku yang akan meninggalkanmu.”, ucap Chanyeol.

“Kau… tidak boleh meninggalkanku yeol. Bukankah kau berjanji akan mengikutiku kemanapun aku pergi? Kau masih ingat janji itu bukan?”, ucap Soojin. Kini ia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

“Tentu saja aku masih ingat. Maafkan aku jika suatu hari nanti aku mengingkari janji itu, tapi aku juga tidak boleh mengingkari takdir Soojin.”  Ucap Chanyeol yang kini tengah menahan tangisannya. Ayolah.. apa pria tidak boleh menangis?

Soojin hanya diam, masih terdengar isakan-isakan kecil dari mulutnya. 
Kemudian Chanyeol mengendurkan pelukannya dan menghadapkan wajah Soojin kearah wajahnya. Ia pun menghapus air mata Soojin dengan lembut penuh kasih sayang. 

“Ulljima.. Kau terlihat jelek saat menangis.”, ucap Chanyeol ingin memperbaiki suasana. 

Soojin hanya melemparkan death glare nya pada Chanyeol. 

“Yak hentikan tatapanmu itu nona Lee kau terlihat sangat menyeramkan. Tapi ngomong-ngomong kau ketagihan memelukku ya, kalau kuhitung sudah 3 kali kau memelukku bahkan dalam waktu tidak ada 1 jam.”

Blush~

Pipi Soojin menjadi merah padam seketika. 

“Bahkan saat ini wajahmu seperti kepiting rebus Lee Soojin. Wahahaha..”, goda Chanyeol.  

“YAK!!! PARK CHANYEOL!! JANGAN MENGGODAKU TERUS!!!”


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


Hari demi hari berlalu, setelah pulang sekolah Soojin selalu menyempatkan menjenguk Chanyeol. Kini hubungan mereka semakin baik, tapi tentu saja Chanyeol masih kerap menggoda Soojin. Namun tak pasti apa hubungan mereka saat ini, entahlah sepasang kekasih atau hanya sebatas sahabat yang saling mencintai. Tapi mereka tak mempedulikannya, toh mereka masih bisa bersama-sama..  Baekhyun juga masih sering menjenguk Chanyeol, dan… hei bukankah mereka memang bersahabat?

Bagaimana dengan keadaan Chanyeol? Jujur saja keadaannya semakin memburuk, tubuhnya lebih kurus dan saat ini ia sudah buta total. 

Hingga pada suatu malam, 

“Soojin apakah kau tak pulang, ini sudah malam.”, ucap Chanyeol. 

“Tidak, aku ingin menemanimu disini saja. Lagipula besok hari minggu”, ucap Soojin. 

“Tapi bukankah lebih baik jika kau pulang Soojin. Dan kau akan tidur dimana?”

“Aku bisa tidur di sofa Chanyeol-ah. Sudahlah pokoknya aku ingin menemanimu sampai besok. Dan aku tidak akan menerima penolakan”, ucap Soojin yang tetap bersikukuh dengan keputusannya.

“Baiklah kalau begitu”, ucap Chanyeol kemudian. 

###

Jam menunjukkan pukul  11 malam, tapi Soojin masih belum bisa menutup matanya. Pikiran yang memaksanya untuk terus bergadang. Ia pun bingung mengapa malam ini ia begitu keras kepala ingin menjaga Chanyeol seolah-olah malam ini adalah malam terakhirnya bersama Chanyeol. 

“Eits.. aku tidak boleh berpikir yang macam-macam. Ah,, Soojin baboya”, ucap Soojin pelan sambil memukul-mukul kepalanya.

“Soojin? Apakah kau belum tidur?”, terdengar suara lemah dari pria yang kini terbaring di kasur, siapa lagi kalau bukan Chanyeol. 

“Err.. belum Chanyeol.”, jawab Soojin. 

“Bisakah kau temani aku tidur?”, Tanya Chanyeol.

“Satu ranjang denganmu?”, Tanya Soojin yang sebenarnya sudah deg-deg.an.

“Tentu saja, aku mohon.”, jawab Chanyeol lemah. 

Glek.  Soojin berusaha menelan salivanya. 

‘Gila! Satu ranjang dengan Chanyeol? Bagaimana caranya aku bisa tidur?’, pikir Soojin  

“Tenang saja aku tidak akan melakukan apa-apa. Lagipula aku sakit, tidak mungkin aku melakukan ‘itu’ ”, ucap Chanyeol seperti memahami apa yang dipikirkan Soojin. 

“Baiklah, tapi hanya malam ini ya. Tapi sungguh aku tidak memikirkan jika kau akan melakukan ‘itu’ ”, ucap Soojin setelah meninmbang-nimbang.

###

Kini mereka berdua berada disatu kasur. Keduanya masih belum bisa memejamkan mata. Hingga akhirnya. .

“Soojin, bisakah kau bernyanyi untukku. Aku tidak bisa tidur.”, pinta Chanyeol. 

“Mwo? Tapi kau tahu kan suaraku jelek.”

“Ani.. Bagiku suaramu adalah suara terindah yang pernah kudengar.”

Pipi Soojin pun memerah karena ucapan Chanyeol.

“Jangan menggombaliku Chanyeol, baiklah aku akan bernyanyi untukmu. Jangan salahkan aku jika gendang telingamu rusak”, ucap Soojin. 

“Da da da da.. Da da da da.

I don’t know if I can yell any louder
How many times have I kicked you outta here
Or said something insulting?

Da da da da..

I can be so mean when I wanna be
I am capable of really anything
I could cut you into pieces
When my heart is broken

Please don’t leave me, Please don’t leave me
I always say how I don’t need you
But it’s always gonna come right back to this
Please don’t leave me

Da da da da

I forgot to say outloud how..
How beautiful you really are to me
I can’t be without
You’re my perfect little punching bag 
And I need you, I’m sorry

Please, please don’t leave me
Baby, please, don’t leave me 
I always say,
Please don’t leave me… “

Pink ~ Please Don't Leave Me

Nyanyian Soojin terhenti, ketika Chanyeol tiba-tiba memeluknya erat seakan tak ingin melepaskannya. 

“Soojin, aku mohon ijinkan aku untuk tidur setelah ini.”, ucap Chanyeol dengan suara serak.

“Kau sangat lucu Chanyeol, bahkan tidur pun kau meminta ijin dariku.”, ucap Soojin berusaha tertawa, namun hatinya ingin menangis sekarang juga.

Ya ia tahu, bahwa tidur yang Chanyeol maksud bukan tidur yang bisa dibangunkan lagi.

“Aku mohon Soojin, kau harus bisa merelakanku. Dan satu hal lagi, Baekhyun.. dia mencintaimu. Aku ingin kau bahagia dengannya.”

Soojin terkaget mendengarnya, ia tak percaya jika Baekhyun mencintainya juga. Tak lama kemudian terasa sebuah kecupan hangat dikeningnya. 

Ya Chanyeol mendaratkan sebuah kecupan dikening Soojin sambil memejamkan mata, mungkin kecupan terakhirnya.

“Selamat tinggal Soojin, aku mencintaimu. Dan tolong jangan menangis lagi.”, ucap Chanyeol yang untuk terakhir kalinya. 

Soojin hanya terisak, menahan tangisannya

“Ya Chanyeol, hiks..  selamat tidur. Semoga mimpi indah. Aku.. hiks.. juga mencintaimu..”, ucap Soojin sambil memeluk tubuh tanpa roh itu dan mulai memejamkan matanya. 


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


Pagi-pagi sekali Soojin sudah terbangun dari alam mimpinya. Matanya sembab karena ia menangis semalaman. 

“Chanyeol,,, ayo bangun. Bukankah kita akan jalan-jalan ke taman pagi ini?”, Tanya Soojin.

“Chanyeol…”

“Yeol, ayo bangun..”

“Hikss.. Chanyeol, ayo cepat bangun. Apa mimpimu terlalu indah hingga kau enggan untuk hiks meninggalkannya.”, kini Soojin mengeluarkan air matanya deras. 

“Ah baiklah sepertinya kau ingin tidur nyenyak pagi ini. Aku keluar dulu ya yeol”, ucapnya 
dengan air mata yang mereda. 

Soojin pun menghapus sisa air matanya, dan beranjak keluar dari kamar Chanyeol. Ia hanya terdiam sambil bersandar pada pintu kamar Chanyeol . 

Tak lama kemudian datanglah dokter Zhang dengan 2 suster lainnya, yang selama ini menangani Chanyeol. 

“Bagaimana pagi anda Soojin-ssi? Bisakah aku masuk untuk memeriksa Chanyeol?”, ucap Dokter Zhang. 

“Tidak, Chanyeol tidak ingin diganggu. Dia ingin tidur nyenyak pagi ini.”, ucap Soojin dengan nada datar. 

Dokter zhang mengerutkan kening-nya, ia mulai mencurigai sesuatu. 

“Soojin-ssi, aku harus memeriksanya pagi ini. Kau ingin Chanyeol cepat sembuh bukan?”, Tanya dokter zhang lagi. 

“Tidak.. tidak boleh.. Aku bilang Chanyeol tidak ingin diganggu!! Nanti dia akan marah padaku!!”, teriak Soojin sambil merentangkan tangannya untuk menghalangi dokter zhang dan suster-suster itu masuk ke kamar Chanyeol. 

Dokter Zhang dan 2 suster itu pun saling berpandangan, seakan mengerti 2 suster itu langsung menarik paksa Soojin untuk menjauh dari pintu. 

“Lepaskan!!! Apa yang kalian lakukan?? Chanyeol ingin tidur!!! Lepaskan!! Aku mohon lepaskan!!”, teriak Soojin yang semakin histeris. 

Tak lama orang tua Chanyeol dan Soojin pun datang, 

“Apa yang terjadi?”, Tanya Tuan Park. Ayah Chanyeol. 

“Nona ini menghalangi kami untuk memeriksa Chanyeol agasshi. Dia bilang Chanyeol-ssi ingin tidur nyenyak dan tidak ingin diganggu.”, ucap salah satu suster. 

Mereka hanya saling berpandangan sedih. Ibu Soojin pun langsung memeluk Soojin untuk menenangkan anaknya itu. 

Dan akhirnya lengah sudah Soojin untuk menghalangi dokter zhang dan suster-suster itu masuk. Ia pun hanya menangis dipelukan ibunya. 

“Eomma… Chanyeol.. Chanyeol.. dia… meninggalkanku..”


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


Disinilah tempat peristirahatan terakhir Chanyeol

Orang-orang yang berbalut pakaian hitam hanya menatap sedih. Mereka adalah orang-orang terdekat Chanyeol.

Chanyeol,, 
Ya bagi mereka Park Chanyeol adalah seseorang yang ceria dan selalu membawa kebahagiaan bagi mereka. Tapi kini sosok itu sudah pergi, pergi menghadap Tuhan untuk kehidupan selanjutnya. 

Ibu Chanyeol pun tak henti-hentinya menangis, ia telah kehilangan anak kesayangan satu-satunya itu. 

Baekhyun pun terlihat menitikkan air mata juga. Tentu saja ia telah kehilangan sahabat terbaik yang pernah ia temukan. 

Bagaimana dengan Soojin? 

Dia tidak menangis,

Menitikkan air matapun tidak

Tentu saja dia sudah berjanji pada Chanyeol untuk tidak menangis.

Dia hanya menatap makam itu dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. 

###

Satu persatu orang-orang terdekat Chanyeol telah meninggalkan makam tersebut. Tersisalah Soojin dan Baekhyun yang rupanya masih setia menemani Soojin. 

“Baekhyun..”, panggil Soojin. 

Baekhyun yang merasa terpanggil pun mendekatkan dirinya dengan Soojin. 

“Ya Soojin?”, Tanya Baekhyun.

“Tolong… Bantu aku untuk mencintaimu Byun Baekhyun.”

FLASHBACK END
AUTHOR POV END


oOo
Please, Don’t Leave Me
oOo


SOOJIN POV

Park Chanyeol… mengapa?

Mengapa aku masih belum bisa melupakanmu??
Bahkan 2 tahun telah berlalu. 

Kemudian, kurasakan seseorang memelukku dari belakang. Kutolehkan wajahku kearahnya. 

Oh, ternyata dia. 

Dia yang membantuku bangkit dari keterpurukan.

Byun Baekhyun. 

“Kau merindukannya hm?”, tanyanya lembut. 

“Tidak, aku hanya teringat saja.”, elakku. 

“Jujur saja, nona Lee. Semua terlihat dari matamu, kau ingat?”, ucapnya lagi. 

Ah, sial. Dia mengetahuinya. 

“Kau tahu Baekhyun, saat ini aku berusaha mencintaimu. Aku mohon kau untuk bersabar menungguku.”

“Tentu saja Soojin, sampai kapanpun aku akan bersabar menunggumu untuk mencintaiku. Karena kau adalah titipan dari sahabat terbaikku untuk selalu kujaga.”, ucap Baekhyun

“Terimakasih Baekhyun”. Ucapku sambil memeluknya. 

“Hidup ini unik, setiap kau kehilangan seseorang yang kau sayangi. Kau juga akan mendapatkan seseorang yang akan menyayangimu setulus hati. Jadi janganlah menyia-nyiakan orang-orang disekitarmu yang menyayangimu dengan setulus hati. Atau kau akan menyesal. Datang dan pergi. Itulah siklus kehidupan. ” 


THE END

Huehuehuehue
Sad ending atau happy ending nih?
Kaga tau dah

Makasih ya udah mau baca, maafkan jika adanya typo
Maklum saya bukan manusia super '-'

Oke 
tunggu fanfic-fanfic buatan saya selanjutnya ya..

Paiii paii :D

0 komentar:

Posting Komentar